Laptop Kesayangan

 


Laptop yang kupakai untuk mencatat, menonton, membaca bahkan nge-ghibah-in orang ini umurnya sudah 7 tahun lebih beberapa bulan. Merek Asus, Core i3, dengan code energy star. Berwarna hitam, dan sekitar 4 tahun terakhir, batrainya sudah tak lagi berfungsi kecuali sebagai pemindah listrik, alias sudah tak lagi mampu menampung. Dari dulu, aku tak mampu mengoperasikan banyak hal di laptop kesayangan ini kecuali untuk menulis di Ms Word, sesekali menggunakan Powerpoint dengan bentuk yang sangat buruk dan gaya monotan. Slide per slide-nya tak berubah, karena aku tak paham dengan berbagai fitur, kecuali memasukkan gambar.

Selain menulis, ada beberapa hal yang biasa kulakukan di laptop ini, yakni sebagai bank buku dan kitab-kitab. Dulu masih ada Maktabah Syamilah, namun seiring waktu dia menghilang dan secara otomatis tak bisa dibuka. Entah apa dosaku. Amunisi bacaan memang bisa dikatakan banyak dalam laptop legend ini. Oleh karena aku telah mengoleksinya sejak beberapa minggu kenal dengan Bg Fauzi. Beliau memberi berbagai macam bacaan, kitab yang dahulu, bahkan sekarang masih sering kubuka. Kalau ada sebagian orang menganggapku pintar, itu karena sumber-sumber bacaan pemberian beliau.

Per-hari ini, laptop selebar dekapan dada ini turut menyertai rihlahku untuk mencari ilmu di pulau Jawa. Menulis catatan-catatan kecil tentang segala hal, yang kelak bisa kubuka lagi kemudian hari. Aku kerap berkata ke orang-orang, “barang ini (laptop) adalah separuh dari jiwa dan harga diriku”. Aku tak berniat untuk punya laptop yang lebih canggih, meski pun beberapa hari terakhir ini aku mulai berpikir untuk mengganti batrainya yang sudah tak mampu menampung sejak lama. Aku tak tega kalo harus melihat benda kesayangan ini hidupnya harus bergantung dengan tenaga listrik secara langsung. Aku akan membawa kemerdekaan baginya. Dan aku berjanji selagi dia setia!

Komentar