Sebagian
besar problem manusia adalah tentang apa yang tertinggal di belakang. Dalam
bahasa akademis, adalah problem kesejarahan, dalam bahasa filsafat sosial
adalah tentang determinasi masa lalu akan masa kini, dan dalam bahasa para
jomblo, tentang move on dari mantan –yang diimpikan untuk jadi pacar-
untuk menemukan pacar baru –yang memang susah didapatkan. Masa lalu, aspek
sejarah, atau mantan memang selalu menjadi beban bagi masa kini. Sebagian orang
susah berbuat hari ini karena dia memikul masa lalu yang berat. Mereka yang
menjadi homo atau lesbian, biasanya mengalami trauma masa lalu tentang
kekerasan seksual, ketidakadilan atas nama gender atau justru penyimpangan
biologis yang disebabkan oleh ketidakterpenuhan akan sebuah hasrat.
Dr.
Hannibal Lecter tokoh pembunuh berdarah dingin dalam novel karya Thomas Harris,
adalah seorang psikopat murni, seorang psikiater hebat yang punya trauma masa
lalu yang amat mengerikan. Luka itu terus membekas, menganga dan kian membesar
seiring berjalannya waktu, tak bisa disembuhkan, dia hanya mungkin untuk
disumbat agar setidaknya darah tidak keluar terlalu banyak. Dan ini menuntut
Lecter untuk terus membunuh, bahkan tanpa kebencian bagi siapa pun yang mencoba
untuk menyentuh luka lamanya.
Ya,
ikatan masa lalu dalam hidup adalah faktor dominan yang membentuk persepsi kita
hari ini, cara kita memandang dunia dan memahaminya adalah untaian tali masa
lalu yang selalu saja gagal untuk kita putus. Para filosof modern yang punya
proyek besar untuk ‘membunuh Tuhan’ seperti Feuerbach, Karl Marx, Nietzsche,
Russel, Foucault dan lain-lain, sebenarnya tak bisa melakukan apapun kepada
Tuhan, karena masa lalu Tuhan adalah apa yang mereka hadapi saat itu. Sebuah
eksistensi transenden yang semakin kita coba untuk dinegasikan keberadannya,
maka semakin kentaralah eksistensinya di pelupuk mata.
Untuk
menegasikan sesuatu, tentu perlu kita asumsikan terlebih dahulu bahwa objek itu
nyata. Sebab menegasikan sesuatu yang benar-benar tiada tak berbuah apapun. Oleh
karenanya, sejatinya mereka tak benar-benar membunuh Tuhan, mereka hanya mencoba
untuk mendorong manusia agar merdeka dengan dirinya sendiri. Tuhan tetaplah
agung dalam keagungan-Nya. Kritik terhadap agama adalah langkah yang paling
tepat di kemudian hari ketika berbincang tentang humanisme. Ketika hendak
berdiskusi tentang ‘fenomena hijrah’ atau ‘spritualisme modern’ yang lagi marak
belakangan ini, sebenarnya adalah efek gelombang besar dari skeptesisme
peradaban Barat yang telah menyuguhkan banyak kemajuan sekaligus kebisingan
bagi manusia post-modern. Hal ini membuat sebagian mereka memilih untuk menjauh
dari kebisingan dan berlindung di bawah payung-payung agama untuk meraih sebuah
ketenangan.
وتلك الأيّام نداولها بين الناس
Keberadaan masa lalu tidak bisa kita
nafikan, ia akan senantiasa hadir menyertai setiap kekinian kita. Tidak ada
alasan untuk lari dari hantu sejarah itu. Ia membawa angin ‘traumatik’ yang
sangat kuat untuk hari ini. Kita memutuskan untuk mengerjakan sesuatu hari ini,
adalah buah dari apa yang telah kita perbuat kemarin. Jika pagi besok kita
memutuskan untuk bangun lebih bagi dari biasanya, ini boleh jadi disebabkan
oleh karena beberapa hari kita telat salat subuh.
يأيّها الذين أمنوا اتّقوا الله, والتنظر نفس ما قدّمت لغد
واتّقوا الله
Komentar
Posting Komentar