Mencandra keseharian
adalah kehidupan para sufi dan mistikus. Banyak para dan pertapa yang hidup
menyepi dari hingar bingar kehidupan dunia. Mereka masuk ke hutan, mendekap
dalam gua, bersila di bawah pohon-pohon besar untuk memperoleh ketenangan dari
segala keributan, memperoleh pencerahan dan setiap kekalutan yang menggelapkan.
Dalam terminologi tasawuf, laku semacam ini disebut dengan uzlah.
Pada intinya,
perbuatan semacam ini adalah langkah taktis yang secara lahiriah digunakan oleh
seseorang manakala kesemrawutan hidup mulai menyiksa relung batinnya. Setelah
memutuskan pacarnya karena beberapa hal yang mengakibatkan luka, biasanya
seorang memilih untuk sendiri. Begitu juga, manakali perasaan dan pikiran
campuraduk oleh karena berbagai beban, seorang kadangkala harus berkata dengan
lembut kepada siapapun yang setia menemaninya dan ingin ada untuknya saat
rapuh, namun dengan berat dia harus bilang “biarkan aku sendiri dulu”.
Banyak orang yang
menjadikan momen kesendirian sebagai waktu-waktu paling intim dengan dirinya
sendiri. Pikiran dan perasaan bergantian saling mengisi, detik-detik penuh suka
cita akan digambarkan dengan berjuta ekspresi. Mulai senyum sendirian sambil ngelonin
bantal, sampai menangis sambil tengkurap dengan muka penuh menempel di atas
bantal. Sadar-sadarnya, bantal basah karena air mata. Kesendirian adalah tempat
paling manusiawi untuk manusia!.
Seorang penulis kerap
harus terputus dengan manusia lain di sekitarnya demi menjalankan fokus
pencurahan ide-ide dalam bentuk tulisan. Demikian pula mahasiswa, pejabat
sampai koruptor juga butuh sendiri untuk mengemas rencana penggelapan,
pencucian hingga perampokan uang negara dalam skala besar. Waktu sendiri seolah
menjadi tanda bagi takdir manusia yang akan tinggal sendiri pula, jika sudah mati.
“Hari ini, kita
sama-sama sedang mengatur untuk belajar ber-ada dalam kesendirian yang paling
diri. Terlalu banyak yang kita kerjakan bersama, nge-ghibahin orang,
berdiskusi sampai ngintili gerak-gerik cewek barista kafe.” Ujar Mahas.
Komentar
Posting Komentar