Ini
perasangkaku saja, bahwa jarang sekali ada artis perempuan seperti Empok Eli.
Dengan gigi tonggos tapi tetap pede untuk beraksi di layar kaca dalam
beberapa acara. Di tengah citra perempuan yang harus tampil cantik nan seksi,
apalagi di media massa atau media sosial, artis yang sering nongol di beberapa
program tv show dan pentas musik dan komedi ini tanpa canggung sama sekali
menjadikan giginya sebagai brend utama.
Dunia
selebritis memang penuh misteri, aku suka mendengarkan isu-isu seputar
selebriti yang terkadang penuh drama dan intrik. Di sisi lain, melihat paras
cantik mereka merupakan obat dari kejombloan. Kecantikan, bagi perempuan yang
ingin menjadi artis adalah pilihan. Fisik adalah segalanya. Kalau ada artis
berwajah ‘cukup makan’, kemudian tenar, kemudian waktu dan perlahan, setelah
mereka punya uang banyak, perubahan akan tampak. Mereka akan terlihat lebih cantik.
Sebut
saja si Sahrini itu, ketika pertama kali merintis karir, tidaklah begitu
cantik, namun sekarang, sepertinya kita harus jujur untuk mengatakan kalau dia
sudah sedikit cantik, meski begitu kentara kalau itu semua hanyalah polesan,
atau bukan natural. Kecantikan natural seperti Dian Sastro, Maudi Ayunda, atau
Raisa tentu beda dengan kecantikan versi si inces Sahrini itu.
Lebih
jauh, penyanyi pop legendaris dunia, Michail Jackson, adalah seorang penyanyi
sukses asal Amerika. Ketika pertama kali terjun ke dunia musik, 1964, wajahnya
hitam seperti kebanyakan orang Afro-Amerika, begitu juga bentuk pipi, hidung
serta mata dan juga rambutnya, khas orang kulit hitam Amerika. Namun, seiring
berjalannya waktu, boleh jadi karena situasi yang mengintimidasi dari rasisme
Amerika yang masih terus ada sampai hari ini, Jecko kemudian merubah bentuk dan
warna dari kulitnya. Wajah menjadi lebih lancip tirus dengan warna kulit pipi
yang putih. Bahkan sejenak dia tampak seperti wanita.
Kecantikan
dalam dunia selebriti memang setengah wajib. Karena dunia intertainment begitu
menuntut seorang agar menjadi role model dari satu kecenderungan fashion
yang hendak dikembangkan. Karena itulah, Merriam Belina, artis senior yang
hari ini masih aktif itu, terlihat masih cantik, kulitnya masih kencang,
keriputnya masih belum terlihat, kita tak tahu berapa biaya kecantikannya
perbulan. Yang jelas, sepertinya cukup buat nikah di musim Corona.
Tapi,
setidaknya tidak semua, Eli Sugigi misalnya, dia adalah salah satu artis atau
figur selebriti yang menurutku yang sukses menampilkan kebalikan dari
kecenderungan para artis wanita yang berusaha menjadikan kecantikan sebagai
pendongkrak ‘daya jual’ utama. Mpok Eli, panggilan akrabnya,
menerapkan kaidah dalam bahasa Arab:
خالف تعرف
Berbedalah,
maka kau akan dikenali.
Kalau
anda berniat jadi artis, maka jadilah orang yang paling cantik, atau jadilah
yang paling jelek!
Komentar
Posting Komentar