17/09/19
Setelah kepergian Mbah
Moen (KH. Maimoen Zubair) beberapa bulan lalu (6 Agustus 2019), sesaat
sebelumnya Ibu Ani Yudhoyono istri Presiden SBY (1 Juni 2019) telah lebih
dahulu kembali ke hadirat Allah. Tak lama berselang tepatnya tanggal 30 Agustus
2019, Presiden ke- 6, Susilo Bambang Yudhoyono harus kehilangan lagi, yakni Ibu
tercintanya, Siti Habibah. Dan beberapa
hari yang lalu, mendiang BJ. Habibie tutup usia pada tanggal 11 September 2019.
Runtutan kepergian
orang-orang besar ini merupakan duka bagi rakyat Indonesia. Bagaimanapun,
semuanya adalah orang-orang yang dilahirkan di persada pertiwi itu hidup, dan
bukan hanya untuk diri mereka, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia. Orang-orang
mulia itu, telah meninggalkan banyak sekali kenangan dan tentu akan terus
dikenang kiprahnya di negeri ini. Mbah Moen, meskipun di makamkan di Mekah,
namanya akan terus harum di persada negeri ini. Takkan habis untaian fatihah
akan dikirimkan kepada Kiai Mulia ini, seharum perjuangannya untuk agama dan
negeri. Begitu pula dengan lainnya.
Eyang Habibie, Sang Bapak
Teknologi, adalah manusia jenius yang dimiliki Indonesia dan tiada tandingnya. Sosok
yang selalu bekerja keras bukan untuk dirinya, melainkan untuk bangsa dan
negara. Menjadi Menteri di Zaman Presiden Soeharto, sampai menjadi Presiden
untuk membawa Indonesia ke gerbang reformasi. Jasa-jasanya begitu banyak untuk
negeri, di antaranya adalah optimisme yang selalu ditanamkan kepada generasi
muda, bahwa di pundak mereka kemajuan bangsa diharapkan.
Eyang Habibie, selain
seorang jenius di atas rata-rata, adalah seorang pribadi yang begitu humanis.
Kisah cintanya dengan Ibu Asri Ainun adalah bukti dari kepribadiannya yang
penuh cinta. Kisah cintanya kemudian diangkat ke layar lebar, dan menjadi film
favorit yang menginspirasi banyak pasangan di negeri ini. kisah cintanya kian
monumental, manakala pusaranya disandingkan dengan makam Ibu Ainun yang
mendahuluinya pada tahun 2010 silam.
Demikian Eyang Habibie,
Ibu Ani Yudhoyono juga tak kalah besar perannya di negeri ini. Dia adalah Ibu
Negara, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, presiden pilihan rakyat
pertama. Selama sepuluh tahun mendampingi sang suami dalam menjalankan tugas
sebagai kepala negara dan kepemerintahan di negeri ini. SBY jatuh bangun dalam
memimpin, adakalanya didukung oleh sebagian orang, namun harus dipukul orang
yang lain. Begitulah nasib seorang pemimpin. Beban berat yang ditanggung SBY
tak pernah dipikul sendiri, Ibu Ani adalah orang yang selalu berada di
sampingnya, mendengarkan keluh kesahnya, hingga masa 10 tahun yang melelahkan
ibu bisa dilewati oleh sang suami.
Ibu Ani adalah bukti bahwa
perempuan bukan sekadar pelengkap bagi seorang kepala negara, dia adalah nyawa
dan tempat bersandar ketika laki-laki hebat itu berada dalam kondisi yang rapuh
serapuh-rapuhnya. Loyalitas dan dedikasi tak terbatas terus diberikan oleh
perempuan-perempuan hebat itu, entah bagaimana jadinya jika seorang presiden
tak memiliki istri yang bisa menguatkannya dalam setiap tindakan dan situasi
bangsa yang terus berubah dan serba rentan.
Orang-orang besar nan
hebat itu kini pergi. Meninggalkan jejak sejarah dan pelajaran yang sangat
berarti. Di penghujung 2019 ini, kita seperti diberi isyarat oleh alam, bahwa
regenerasi sedang terjadi di negeri ini, satu babakan baru sejarah sedang
berlangsung. Kepergian mereka akan segera disambut dengan lahirnya
manusia-manusia baru di negeri ini. Perempuan dan laki-laki hebat sekelas
mereka akan datang dan mengisi pentas sejarah bangsa ini, tak perlu ada ratapan
mendalam, cukup berharap bahwa mereka akan membawa kemaslahatan.
Presiden Jokowi, beberapa
waktu lalu sedang gencar-gencarnya berbicara mengenai peran pemuda ke depan,
berbicara pula mengenai proyek pembangunan Sumber Daya Manusia yang unggul,
semuanya menguatkan, bahwa tunas-tunas baru akan segera tumbuh, perlahan
revolusi di negeri ini akan terjadi, sebuah perputaran, sirkulasi, pergeseran
bahkan ledakan kehidupan akan segera terjadi. Kita tunggu semua itu, sampai Ibu
Kota baru Indonesia resmi pindah ke Bumi Kalimantan, dan itu tak lama lagi.
Komentar
Posting Komentar