BAB KALAM




باب الكلام

A.    PENGERTIAN KALAM

            Kalam berasal dari bahasa Arab yang dapat diartikan dengan perkataan.  Dengan kata lain ilmu Nahwu yang akan kita pelajari ini adalah ilmu yang membahas tentang perkataan orang Arab yang menjadi bahasa kitab suci al-Quran. Untuk memahami tentu diperlukan sebuah pengenalan dasar dari ilmu itu. Maka para Ulama nahwupun sepakat bahwa dalam setiap Kitab Nahwu bab pertama yang mesti diketahui oleh tiap pemula adalah memahami apa yang dimaksud dengan perkataan oleh Orang Arab. Dalam Bahasa Indonesia misalnya ada beberapa aturan yang mesti diketahui agar Bahasa Indonesia yang digunakan oleh seseorang dapat dianggap benar. Maka timbul lah yang namanya EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan.  Begitu juga halnya bila kita ingin memahami Bahasa Arab atau Kitab Kuning maka mestilah memahami kaidah-kaidah Nahwu yang menjadi syarat sahnya suatu perkataan atau ungkapan yang terkandung di dalamnya.

 Di kalangan orang Arab, suatu kalimat dapat dijadikan hujjah atau termasuk suatu ungkapan yang sah, maka harus memenuhi empat syarat berikut ini :

1. lafadh اللفظ : maksudnya adalah kalimat yang di dalamnya mengandung sebagian dari huruf hijaiyyah (huruf abjad arab). Seperti زيد , terdiri dari serangkaian huruf ز- ي-د. Kesemuanya itu adalah sebagian dari huruf hijaiyyah. Adap un kalimat yang di dalamnya tidak terdapat unsur huruf hijaiyyah-nya itu, maka kalimat itu tidak lah dinamakan lafadz.

2.murokkab مركب : kalimat yang tersusun dari dua kalimat atau lebih.

Maksud dari murokkab adalah kalimat yang tersusun dari dua  atau lebih yang masing-masing memiliki kedudukan di dalamnya.

Seperti lafadجاء عالم  [telah datang seorang yang alim] العالم ذاهب [orang yang alim itu, telah pergi] masing –masing dari kedua contoh ini, terdiri dari dua susunan kalimat yang memiliki kedudukan. Yang pertama adalah susunan jumlah fi’liyyah (fi’il dan fa’il). dan yang kedua adalah susunan atau jumlah ismiyyah (mubtada’ dan khobar).

Adapun kalimat yang tersusun dari dua susunan namun masing-masing tidak memiliki kedudukan, maka tidak dinamakan murokkab. seperti lafadz ابو بكر (nama orang),

3.mufid مفيد  : kalimat itu harus sempurna dan memberikan pengertian kepada yang berbicara dan juga yang mendengar.

4.wadho’وضع : kalimat tadi harus di ungkapkan dengan sengaja bukan dari orang mabuk, gila dan lain sebagainya.

     Dari keempat ciri-ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu perkataan yang berbahasa Arab dapat disebut sebagai sebagai kalam, apabila sudah melengkapi empat syarat tersebut. Bila satu dari ke empat syarat di atas tidak terpenuhi, maka perkataan itu tidak dapat disebut sebagai Kalam. Seperti lafadz زيد tidak dapat dikatakan kalam karena tidak Murokkab tak mufid.  

B.     PEMBAGIAN KALAM  ( اقسام اكلام)

Dalam bahasa Arab, hanya ada tiga macam kalimat yang selalu digunakan dalam berbicara atau membaca kitab. Sebagai berikut:

1.       (الاسم) Kalimat isim: adalah kata yang menunjukkan benda, seperti pensil, pena, kipas, dan lain sebagainya.

2.       (الفعل)Kalimat fi’il: adalah kata kerja, seperti makan, minum, makan, berjalan, dan lain sebagainya.

3.       (الحرف)Kalimat hurf: adalah kalimat yang memiliki arti apabila bersambung dengan kalimat fi’il atau isim.  Seperti dan, dari, ke, dan lain sebagainya.

C.    KALIMAT ISIM

1.      Tanda-tanda Kalimat Isim

Kalimat isim (yang menunjukkan benda) bisa diketahui dengan ciri-ciri berikut ini:

1.      Tanwin : adalah harokat yang mengandung bacaan nun mati, dan disimpan di akhir kalimat isim.

Dengan begitu dapat disimpulkan, bahwa tiap kalimat yang di huruf belakangnya terdapat tanwin maka itu adalah kalimat isim atau kata yang menunjukkan kata benda. Contoh : قلام, كتاب, واحد

2.      khofadh: khofadh atau jer adalah kedudukan suatu kalimat.

Artinya, kalimat isim bisa diketahui dengan masuk huruf  jer/khofadz di awalnya. Contoh: :من البيت ,بالكتاب

3.      Alif lam: yaitu kalimat yang di depannya terdapat alif lam.

Setiap kalimat yang di depannya kemasukan alif dan lam, maka itu adalah kalimat isim. Contoh: القمر  ,المعهد,  الشمس.

4.      Kalimat yang kemasukan Huruf khofadh: yaitu setiap kalimat yang di depannya kemasukan salah satu dari huruf khofadz. Huruf khofadz adalah sebagai berikut:

من, الى, عن, على, فى, رب ,الباء ,الكاف ,الام,

Juga termasuk sebagian huruf khofadz adalah huruf qosam, yaitu huruf yang biasanya digunakan untuk sumpah. الواو,الباء,التاء

Artinya, suatu kalimat bisa disebut isim apabila di depannya kemasukan huruf jer/khofadz sebagaimana disebutkan di atas.

Contoh : من المعهد, الى الكرسي, بابي بكر..



2.      Pembagian kalimat isim

Isim (kata benda) ada tiga jenis.

1.      Isim mufrod: adalah kata benda yang menunjukkan benda yang berjumlah satu (tunggal). Seperti contoh :

زيد (satu orang yang bernama Zaid)

كتاب (satu buah kitab)

مرسم (satu buah pensil)



2.    Isim tatsniyah: adalah kata benda (isim) yang menunjukkan jumlah dua benda.

الزيدان (dua orang yang bernama Zaid)

قلامين (dua buah pulpen)

كتابين (dua buah kitab)

Setiap isim mufrod bisa dijadikan isim tastniyah dengan menambahkan alif dan nun atau menambahkan ya’ dan nun pada huruf akhir isim mufrod. Contoh lafadz زيد (isim mufrod) menjadi الزيدان (isim tastniyah) dengan tambahan alif dan nun di belakangnya.



3.      Isim jama’: adalah kata benda (isim) yang menunjukkan jumlah yang banyak. Yang dimaksud isim jama’ dalam bahasa Arab adalah yang jumlahnya tiga ke atas (3, 4, 5, dan seterusnya).  Isim Jama’ terbagi menjadi tiga:



1.            Isim jama’ mudzakkar salim : adalah isim jama’ yang menunjukkan jumlah laki-laki yang banyak.

Jama’ mudzakkar salim biasanya terbuat dari nama lelaki atau isim shifat ( shigot isim fa’il dan isim maf’ul). Cara mengubah bentuk isim mufrod menjadi isim jama’ mudzkkar salim  dengan menambahkan huruf wawu dan nun pada huruf akhirnya. Atau menambah ya’ dan nun pada keadaan tertentu. Contoh:

الزيدون (beberapa lelaki yang bernama zaid)

مسلمون (beberapa lelaki muslim)

مؤمنين (beberapa lelaki mu’min)



2.            Isim jama’ muannats salim : adalah kalimat isim jama’ yang menunjukkan perempuan banyak.

Sama dengan jama’ mudzakkar salim, jama’ muannats salim biasanya terbuat dari nama perempuan dan isim shifat. Cara menjadikan isim mufrod menjadi jama’ muannats salim adalah dengan menambahkan alif dan ta pada huruf akhirnya. Contoh:  

خديجا ت (beberapa perempuan yang bernama khodijah)

مؤمنات (beberapa perempuan yang mu’min)

قاءمات (beberapa perempuan yang berdiri)



3.            Isim jama’ taksir : adalah kalimat jama’ yang menunjukkan  jumlah suatu benda yang tidak memiliki jenis kelamin (pr/lk). Isim jama’ taksir adalah jama’ yang langsung berubah dari bentuk isim mufrod-nya.  Contoh:

ابواب (beberapa pintu) adalah perubahan langsung dari lafadz  

فصول (beberapa kelas)

غراف (beberapa kamar)

Dalam pembentukan jamak taksir ini, tidak ada aturan khusus, karena jama’ taksir adalah jama’ yang perubahan lafadz-nya bukan karena ada tambahan huruf sebagaimana jama’ lainnya. Tapi langsung berubah dari bentuk isim mufrod-nya. Seperti lafadz : فصول yang berubah dari isim mufrod-nya yaitu:  فصل.

D.    KALIMAT FI’IL

1.      Pembagian Kalimat Fi’il

Kalimat fi’il dibagi menjadi 3:

1.       الفعل الماضىFiil madhi: yaitu kata kerja yang telah dikerjakan.

Contoh:

 قرء  (telah membaca)

جلس  (telah duduk)

 ,كتب (telah menulis)

2.       الفعل المضارعFi’il mudhori’: yaitu kata kerja yang sedang atau akan di kerjakan.

 يقرء (sedang membaca)

يجلس (sedang duduk)

 يكتب  (sedang menulis)

artinya, akan/ sedang membaca. Akan /sedang menulis. Akan /sedang duduk.

3.       الفعل الامرFiil amar :yaitu kata kerja yang menunjukan sebuah perintah, contoh:

اقرء (baca lah!)

 اكتب (tulis lah!)

اجلس. (duduk lah!)

Masing –masing dari kalimat fi’il yang di atas  selain fi’il amar, dapat menerima salah satu dari tanda di bawah ini. 

2.      Tanda-tanda Kalimat Fi’il

Kalimat fi’il (yang menunjukkan kerja) bisa diketahui dengan ciri-ciri berikut ini:

1.      Qod قد : bisa masuk pada fi’il madhi dan fi’il mudhori’.

Bila ia masuk pada fi’il madhi berarti fi’il itu dapat diartikan dengan “sungguh telah”.

قد قام الناس (sungguh manusia telah berdiri).

Dan bila masuk pada fi’il mudhori’ maka diartikan kadang-kadang

Contoh.

,قد يقوم الناس.(kadang-kadang manusia berdiri).

               

2.      Siin السين :salah satu dari tanda kalimat fi’il adalah kemasukan huruf siin di awalnya. Tanda ini hanya masuk pada fi’il mudhori’.

Contoh : سيقوم بكر(Bakri akan berdiri)

3.      Saufaسوف : hanya masuk pada fi’il mudhori’ juga. Contoh

سوف يضرب (seorang akan memukul)

سوف يشرب (seorang akan minum)

Ada perbedaan makna yang terkandung dalam tiap fi’il mudhori’ yang dimasuki oleh kedua tanda di atas (siin dan saufa).

_fi’il mudhori’ yang dimasuki oleh siin, menunjukkan arti pekerjaan yang dikerjakan dengan langsung tanpa ada jarak waktu yang lama antara pengucapan dan penerapannya. Contoh ;

سيضرب استاذ تلميذه (ustadz akan memukul muridnya).

Dalam artian, ustadz langsung memukul si murid.

_sedangkan fi’il mudhori’ yang dimasuki oleh saufa, menunjukkan arti dari pekerjaan yang antara pengucapan dan penerapanya dipisah oleh jarak yang agak lama.

سوف اغتسل فى الحمام (saya akan mandi di kamar mandi)

Dalam arti, sang pelaku (saya) tidak langsung mandi.

E.     KALIMAT HURF

1.      Tanda-tanda Kalimat Hurf

Kalimat huruf adalah kalimat yang tidak bisa berdiri sendiri kecuali bersandar dengan kalimat isim atau fi’il. Huruf tidak memiliki tanda-tanda yang khusus. Berbeda dengan dua kalimat (Isim dan Fi’il) sebelumnya yang sudah memiliki tanda khusus sebagai petunjuk.

Dalam memberikan gambaran tentang tanda kalimat hurf ini, ahli Nahwu menawarkan contoh perbandingan agar mudah dipahami dengan tiga huruf  yang sama bentuknya tapi memiliki tanda  yang saling membedakan antara satu dengan lainnya.

ج tandanya, dengan adanya titik di tengah

خ tandanya, adanya titik di atas hurufnya.

ح tandanya, adalah tidak memiliki titik.

Dapat disimpulkan, tanda-tanda kalimat hurf adalah tidak adanya tanda-tanda seperti huruf ha. Ulama Nahwu memberikan sebuah perbandingan tentang hal itu dengan mengajukan tiga bentuk huruf hijaiiyah di atas.

Tanda dari pada huruf kho’ adalah terdapat titik yang berada di atasnya (fi’il), Tanda-tanda huruf jim adalah terdapat titik di tengahnya (isim) Tanda –tanda  huruf ha’ adalah tidak memiliki titik (hurf).



Contoh kalimat hurf : من, لم , هل. Dll.

2.      Pembagian Kalimat Hurf

Kalimat hurf dibagi tiga macam:

1.      Hurf Nasab

2.      Hurf Jer/Khofadz

3.      Hurf jazam


Kalimat hurf berfungsi sebagai kalimat pelengkap yang masuk pada kalimat isim dan fi’il. Pembagiannya sangat banyak, namun dalam ilmu Nahwu dasar, tiga jenis di atas dirasa cukup. Pembagian kalimat hurf di atas akan dijelaskan pada bab berikutnya.

Komentar