New-Separatisme

nasionalisme memang sedang dirongrong habis-habisan di Indonesia. fakta ini dibuktikan bukan dengan lahirnya gerakan separatis sebagaimana terjadi era awal kemerdekaan seperti DII, PRRI, Permesta, dan lainnya. bukan pula berwujud seperti GAM, RMS, OPM atau sebagainya.
warna separatisme kali ini berwarna lebih kelabu dengan tujuan membuat ragu tindakan atau kebijakan pemerintah dalam menumpas mereka. mereka kali ini membawa nilai separatis dengan bungkusan yang warnanya nasionalis. wajah gerakan ini biasanya menawarkan sebuah wacana yang akar epistemiknya adalah agama versi mereka sendiri. dengan mengusung ide seperti ini, mereka melakukan pendekatan terhadap sebuah kasus dengan mengedepankan nalar partikular dan mengesampingkan nalar universal. dinalar partikular inilah mereka membungkus "separatisme"-nya agar seolah tampak sebagai sebuah tindakan yang sah secara konstitusional. mereka menunjukkan rasa prihatin terhadap nasib bangsa dengan menawarkan sebuah solusi yang -entah mereka sadar atau tidak- berpotensi melemparkan Indonesia ke dalam pusaran konflik yang lebih besar. mereka ingin menghentikan konflik dengan cara meretas potensi-potensi konflik desintegrasi bangsa. jika diperhatikan dengan baik, mereka bermain dengan gaya baru yang lebih soft. bukan lagi pembrontakan struktural yang mereka lakukan sebagaimana gerakan separatis sebelum-sebelumnya, tetapi lebih kepada gerakan kultural denga cara merongrong nasionalisme di level gress root. dikembangkannya sebuah kritik sosial dengan menawarkan solusi yang secara tidak sadar menghancurkan nasionalisme universal dan diganti dengan sektarianisme partikular. tahukah potensi yang akan terjadi ke depan bila gerakan kultur pengikis nasionalisme ini tidak dibendung ? adalah semakin rentannya konflik SARA yang akan terjadi.
nasionalisme adalah perekat bangsa. sejauh ini, integritas bangsa dipersatukan oleh rasa kesatu bangsaan dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa seutuh-utuhnya. karna ini pula bermacam suku, agama, bahasa bahkan sampai level ekspresi selama tidak mengganggu eksistensi persatuan dan kesatuan, akan senantiasa terjamin keberlangsungannya di Bumi Pertiwi

Komentar